Powered By Blogger

Senin, 02 September 2013

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN



HAKEKAT EVALUASI




John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983
bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran.

Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai the process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives," Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.

Tyler (Fernandes, 1984:1)
bahwa, evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan seberapa jauh tujuan pendidikan dapat dicapai.

Kaufman & Thomas (1980)
 “evaluation is a process of helping to make things better than they are, of improving the situation”, evaluasi adalah suatu proses untuk membantu dan memperbaiki sesuatu menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya

Anne Anastasi (1978)
evaluasi sebagai "a systematic process of determining the extent to which instructional objective are achieved by pupils".
Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tuiuan yang jelas.

EVALUASI PROGRAM
Program adalah suatu kegiatan yang direncanakan dengan seksama (Arikunto 2008: 291). Program adalah segala sesuatu yang dicoba lakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh (Tayibnasis 2000: 9).
evaluasi program merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan secara cermat untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan atau keberhasilan suatu program dengan cara mengetahui efektivitas masing-masing komponennya, baik terhadap program yang sedang berjalan maupun program yang telah berlalu.

EVALUASI PENDIDIKAN
evaluasi pendidikan adalah
kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.

evaluasi dalam konteks pendidikan adalah
serangkaian upaya atau langkah-langkah strategis untuk pengambilan keputusan dinamis dan dipusatkan pada pembakuan-pembakuan dalam penyelenggaraan pendidikan.

Evaluasi merupakan pembuatan pertimbangan menurut suatu kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan.

PENILAIAN DAN PENGUKURAN:
Evaluasi berkaitan erat dengan pengukuran dan penilaian yang pada umumnya diartikan tidak berbeda (indifferent), walaupun pada hakekatnya berbeda satu dengan yang lain.

Pengukuran (measurement) adalah
proses membandingkan sesuatu melalui suatu kriteria baku (meter, kilogram, takaran dan sebagainya), pengukuran bersifat kuantitatif.

Penilaian adalah
suatu proses transformasi dari hasil pengukuran menjadi suatu nilai. Evaluasi
meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai yang digunakan dalam rangka pengambilan keputusan.

Dalam evaluasi terdapat perbedaan yang mendasar dengan penelitian meskipun secara prinsip, antara kedua kegiatan ini memiliki metode yang sama. Perbedaan tersebut terletak pada tujuan pelaksanaannya. Jika penelitian bertujuan untuk membuktikan sesuatu (prove) maka evaluasi bertujuan untuk mengembangkan (improve).

FUNGSI EVALUASI:
1. Evaluasi Formatif :Adalah evaluasi yang ditujukan untuk memperbaiki proses belajar
     mengajar. Jenis evaluasi wajib dilaksanakan oleh guru bidang studi setelah selesai
     mengajarkan satu unit pengajaran tertentu.
2. Evaluasi Sumatif:Adalah evaluasi yang ditujukan untuk keperluan penentuan angka kemajuan atau hasil belajar siswa. Jenis evaluasi ini dilaksanakan setelah guru menyelesaikan pengajaran yang diprogramkan untuk satu semester. Dan kawasan bahasanya sama dengan kawasan bahan yang terkandung di dalam satuan program semester.
3. Evaluasi Penempatan: Adalah evaluasi yang ditujukan untuk menempatkan siswa dalam
     situasi belajar atau program pendidikan yang sesuai dengan kemampuannya.
4. Evaluasi Diagnostik:Adalah evaluasi yang ditujukan guna membantu memecahkan kesulitan
     belajar yang dialami oleh siswa tertentu.

Jenis evaluasi formatif dan sumatif terutama menjadi tanggungjawab guru (guru bidang studi), evaluasi penempatan dan diagmostik lebih merupakan tanggungjawab petugas bimbingan penyuluhan. Oleh karena itu wajar apabila dalam tulisan ini hanya mengaksentuasi pada jenis penilaian yang pertama dan jenis yang kedua.Stuffebeam menyatakan ada dua fungsi evaluasi program, yaitu:
1. Proactive Evaluation yaitu
     evaluasi program yang dilakukan untuk melayani pemegang    keputusan
2. Retroactive Evaluation yaitu
     evaluasi program yang dilakukan untuk keperluan pertanggung jawaban.




PRINSIP-PRINSIP:
1.  Prinsip kesinambungan (kontinuitas),
evaluasi initidak hanya dilakukan setahun sekali, ataupersemester, tetapi dilakukan secara terus-menerus,mulai dari proses belajar mengajar sambil memperhatikan keadaan anak didiknya, hingga anakdidik tersebut tamat dari lembaga sekolah. Dalam ajaran Islam sangat
Prinsip menyeluruh (komprehensif) Prinsip yang melihat semua aspek, meliputi kepribadian, ketajaman hapalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerjasama, tanggung jawab dan sebagainya, sesuai dengan Alquran
2. Prinsip objektivitas
Dalam mengevaluasi berdasarkan kenyataan yang sebenarnya tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. (Rusyan, 1989 :211). Evaluasi ini dilakukan secara adil, bukansubjektif.

TUJUAN EVALUASI
Sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu bahwa evaluasi dilaksanakan dengan berbagai tujuan. Khusus terkait dengan pembelajaran, evaluasi dilaksanakan dengan tujuan:
1. Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa.
2. mengetahui tingkat keberhasilan PBM
3. menentukan tindak lanjut hasil penilaian
4. memberikan pertanggung jawaban (accountability)
5. Untuk memberi umpan balik (feedback) kepada guru, sebagai dasar untuk memperbaiki
     proses belajar mengajar dan mengadakan revisi program dan remidial program bagi siswa.
6. Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar masing-masing siswa, yang antara lain
     diperlukan untuk memberikan laporan kepada para orang tua siswa, penetapan kenaikkan
     kelas, dan penentuan lulus tidaknya siswa.
7. Untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat (misalnya dalam
     penentuan jurusan) sesuai dengan tingkat kemampuan dan atau karakteristik lain yang
     dimiliki siswa.
8. Untuk mengenal latar belakang (psikologi, pisik, dan lingkungan) siswa yang mengalami
     kesulitan-kesulitan belajar. Yang hasilnya dapat dipakai sebagai dasar untuk memecahkan
     kesulitan-kesulitan tersebut.
MODEL-MODEL EVALUASI:
Model CIIP (Context, input, process, product)
Evaluasi konteks (context) dimaksud untuk menilai kebutuhan, masalah, asset dan peluang guna membantu pembuat kebijakan menetapkan tujuan dan prioritas. Serta membantu kelompok mengguna lainya untuk mengetahui tujuan, peluang dan hasinya. Evaluasi masukan (input) dilaksanakan untuk menilai alternative pendekatan, rencana tindak, rencana staf dan pembiayaan bagi kelangsungan program dalam memenuhi kebutuhan kelompok sasarn serta mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi ini berguna bagi pembuat kebijakan untuk memilih rancangan, bentuk pembiayaan, alokasi sumber daya, pelaksana dan jadual kegiatan yang sesuai bagi kelangsungan program.
Evalusi proses (process) ditujukan untuk menilai implementasi dari rencana yang telah ditetapkan guna membantu para pelaksana dalam menjalankan kegiatan dan kemudian akan dapat membantu kelompok pengguna lainnya untuk mengetahui program kerja dan memperkirakan hasilnya. Evaluasi hasil (product) dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menilai hasil yang dicapai-yang diharapkan dan tidak diharapkan, jangka pendek dan jangka panjang, baik bagi pelaksana kegiatan agar dapat memfokuskan diri dalam mencapai sasaran program maupun bagi pengguna lainnya dalam menghimpun upaya untuk memenuhi kebutuhan kelompok sasaran. Evaluasi hasil ini dapat dibagi kedalam penilaian terhadap dampak, efektivitas, keberlanjutan, dan daya adaptasi (Stufflebeam et. Al.,2003)

Model Kesenjangan
Evaluasi model kesenjangan (discrepancy model) menurut provus (dalam Fernandes, 1984) adalah untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara baku (standard) yang sudah ditentukan dalam program dengan kinerja (performance) sesungguhnya dari program tersebut. Baku adalah criteria yang ditetapkan, sedangkan kinerja adalah hasil pelaksanaan program. Sedangkan kesenjangan yang yang dapat dievaluasi dalam program pendidikan meliputi:
1) Kesenjangan antara rencana dengan pelaksanaan program
2) Kesenjangan antara yang diduga atau diramalkan akan diperoleh dengan yang benar-benar
     direalisasikan
3) Kesenjangan antara status kemampuan dengan standar kemampuan yang ditentukan.

Model pengukuran: Pengukuran menurut model ini tidak dapat dilepaskan dari pengertian kuantitas atau jumlah. Jumlah ini akan menentukan besarnya (magnitude) objek, orang ataupun peristiwa-peristiwa yang dilukiskan daam unit-unit ukuran tertentu. Dalam bidang pendidikan model ini telah diterapkan dalam proses evaluasi untuk melihat dan mengungkapkan perbedaan-perbedaan individual maupun kelompok dalam hal kemampuan, minat, sikap mauun kepribadian (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007).
Dalam hubungan dengan evaluasi program pendidikan di sekolah. Model ini menitikberatkan pada pengukuran terhadap hasil belajar yang dicapai siswa pada masing-masing bidang pelajaran dengan menggunakan tes (Dyer, 1960). Hasil belajar yang dijadikan objek evaluasi disini terutama adalah hasil belajar dalam bidang pengetahuan (kognitif) yangmencakup berbagai tingkat pengetahuan seperti kemampuan ingatan, pemahaman aplikasi dan sebagainya, yang evaluasinya dapat dilakukan secara kuantitatif-objektif dengan menggunakan prosedur yang distandarisasikan. Sehubungan dengan itu alat evaluasi yang lazim digunakan didalam model evaluasi ini adalah tes tertulis atau paper-and-pancil test. Secara lebih khusus lagi bentuk tes yag biasanya digunakan adalah bentuk tes objektif, yang soalnya berupa pilihan ganda, menjodohkan, benar salah dan semacamnya
model goal free evaluation: bahwa evaluator atau penilai mengambil dr berbgai laporan atau catatan pengaruh-pengaruh nyta atau kongkrit dan pengaruh-[engaruh yg tidak diingkan dalan program penidikan dan pelatihan.

model evaluasi formatif dan sumatif:
e. formatif: memberikan umpan balik secara terus menrus u/ membantu pengembangan
     program, dan membrikan perhatian yg bnyak terhadap pertanyyan2 seputar isi validitas,
tingkat penguasaan kosa kata, keterbacaan dan hal lain sebagainya.E.Sumatif: mengemukaan atau mengajukan pertanyyan2 seperti apakaah produk tersebut lbh efektif dan kompetitifdilakukan bagaimana kahir program tresebut bermanfaat dan juga keefektifan program trsebut. model kesesuaian:pendidikan=sebah proses memuat 3 hal: tujuan pendidikan,pengalamn belajar, dan penilain hasil bljr.objek=tingkah laku sisiwa dan penilain dilakukan atas perubahan dalam tingkah laku pd akhir kegitan pnddk.perubahan tingkah laku hasil belajar terjadi dlam aspek kogintif, afektif, dan psikomotor.

Model perusasif: usaha untuk memerika persesuaian antara tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dan hasil belajar yang telah dicapai. Hasil evaluasi yang diperoleh berguna bagi kepetingan penyempurnaan program, bimbingan siswa dan pemberian informasi kepada pihak-pihak luar pendidikan mengenai hasil-hasil yang telah dicapai.

PROSEDUR MELAKSANAKAN EVALUASI
Dalam melaksanakan evaluasi pendidikan hendaknya dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa evaluasi pendidikan secara garis besar melibatkan 3 unsur yaitu input, proses dan out put. Apabila prosesdur yang dilakukan tidak bercermin pada 3 unsur tersebut maka dikhawatirkan hasil yang digambarkan oleh hasil evaluasi tidak mampu menggambarkan gambaran yang sesungguhnya terjadi dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi pendidikan secara umum adalah sebagai berikut :
a. perencanaan (mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak dievaluasi, tujuan evaluasi,
     teknikapa yang hendak dipakai, siapa yang hendak dievaluasi, kapan, dimana, penyusunan
     instrument, indikator, data apa saja yang hendak digali, dsb)
b. pengumpulan data ( tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya sesuai dengan tujuan)
c. verifiksi data (uji instrument, uji validitas, uji reliabilitas, dsb)
d. pengolahan data ( memaknai data yang terkumpul, kualitatif atau kuantitatif, apakah hendak
     di olah dengan statistikatau non statistik, apakah dengan parametrik atau non parametrik,
     apakah dengan manual atau dengan software (misal : SAS, SPSS )
e. penafsiran data, ( ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri dengan uji hipotesis ditolak
     atau diterima, jika ditolak mengapa? Jika diterima mengapa? Berapa taraf signifikannya?)
     interpretasikan data tersebut secara berkesinambungan dengan tujuan evaluasi sehingga akan
     tampak hubungan sebab akibat. Apabila hubungan sebab akibat tersebut muncul maka akan
     lahir alternatif yang ditimbulkan oleh evaluasi itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar