HAKEKAT EVALUASI
John M. Echols dan Hasan
Shadily: 1983
bahasa Inggris evaluation
yang berarti penilaian atau penaksiran.
Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi
sebagai the process of delineating, obtaining, and providing useful information
for judging decision alternatives," Artinya evaluasi merupakan proses
menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk
merumuskan suatu alternatif keputusan.
Tyler (Fernandes, 1984:1)
bahwa, evaluasi adalah suatu
proses untuk menentukan seberapa jauh tujuan pendidikan dapat dicapai.
Kaufman & Thomas (1980)
“evaluation is a process of helping to make
things better than they are, of improving the situation”, evaluasi adalah suatu
proses untuk membantu dan memperbaiki sesuatu menjadi lebih baik dari keadaan
sebelumnya
Anne Anastasi (1978)
evaluasi sebagai "a
systematic process of determining the extent to which instructional objective
are achieved by pupils".
Evaluasi bukan sekadar
menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan
kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah
berdasarkan tuiuan yang jelas.
EVALUASI
PROGRAM
Program adalah suatu kegiatan
yang direncanakan dengan seksama (Arikunto 2008: 291). Program adalah segala
sesuatu yang dicoba lakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil
atau pengaruh (Tayibnasis 2000: 9).
evaluasi program merupakan
rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan secara cermat untuk
mengetahui tingkat keterlaksanaan atau keberhasilan suatu program dengan cara
mengetahui efektivitas masing-masing komponennya, baik terhadap program yang
sedang berjalan maupun program yang telah berlalu.
EVALUASI PENDIDIKAN
evaluasi pendidikan adalah
kegiatan pengendalian,
penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan
pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
evaluasi dalam konteks
pendidikan adalah
serangkaian upaya atau
langkah-langkah strategis untuk pengambilan keputusan dinamis dan dipusatkan
pada pembakuan-pembakuan dalam penyelenggaraan pendidikan.
Evaluasi merupakan pembuatan
pertimbangan menurut suatu kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan.
PENILAIAN DAN PENGUKURAN:
Evaluasi berkaitan erat
dengan pengukuran dan penilaian yang pada umumnya diartikan tidak berbeda
(indifferent), walaupun pada hakekatnya berbeda satu dengan yang lain.
Pengukuran (measurement)
adalah
proses membandingkan sesuatu
melalui suatu kriteria baku (meter, kilogram, takaran dan sebagainya),
pengukuran bersifat kuantitatif.
Penilaian adalah
suatu proses transformasi
dari hasil pengukuran menjadi suatu nilai. Evaluasi
meliputi kedua langkah di
atas yakni mengukur dan menilai yang digunakan dalam rangka pengambilan
keputusan.
Dalam evaluasi terdapat
perbedaan yang mendasar dengan penelitian meskipun secara prinsip, antara kedua
kegiatan ini memiliki metode yang sama. Perbedaan tersebut terletak pada tujuan
pelaksanaannya. Jika penelitian bertujuan untuk membuktikan sesuatu (prove)
maka evaluasi bertujuan untuk mengembangkan (improve).
FUNGSI EVALUASI:
1. Evaluasi Formatif :Adalah evaluasi yang ditujukan untuk memperbaiki
proses belajar
mengajar. Jenis evaluasi wajib dilaksanakan oleh guru bidang
studi setelah selesai
mengajarkan satu unit pengajaran tertentu.
2. Evaluasi Sumatif:Adalah evaluasi yang ditujukan untuk keperluan
penentuan angka kemajuan atau hasil belajar siswa. Jenis evaluasi ini dilaksanakan
setelah guru menyelesaikan pengajaran yang diprogramkan untuk satu semester.
Dan kawasan bahasanya sama dengan kawasan bahan yang terkandung di dalam satuan
program semester.
3. Evaluasi Penempatan:
Adalah evaluasi yang ditujukan untuk menempatkan siswa dalam
situasi belajar atau program pendidikan yang sesuai dengan
kemampuannya.
4. Evaluasi Diagnostik:Adalah evaluasi yang ditujukan guna membantu
memecahkan kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa tertentu.
Jenis evaluasi formatif dan
sumatif terutama menjadi tanggungjawab guru (guru bidang studi), evaluasi
penempatan dan diagmostik lebih merupakan tanggungjawab petugas bimbingan
penyuluhan. Oleh karena itu wajar apabila dalam tulisan ini hanya
mengaksentuasi pada jenis penilaian yang pertama dan jenis yang
kedua.Stuffebeam menyatakan ada dua fungsi evaluasi program, yaitu:
1. Proactive Evaluation yaitu
1. Proactive Evaluation yaitu
evaluasi program yang dilakukan untuk melayani pemegang keputusan
2. Retroactive Evaluation yaitu
2. Retroactive Evaluation yaitu
evaluasi program yang dilakukan untuk keperluan pertanggung
jawaban.
PRINSIP-PRINSIP:
1. Prinsip kesinambungan (kontinuitas),
evaluasi initidak hanya
dilakukan setahun sekali, ataupersemester, tetapi dilakukan secara
terus-menerus,mulai dari proses belajar mengajar sambil memperhatikan keadaan
anak didiknya, hingga anakdidik tersebut tamat dari lembaga sekolah. Dalam ajaran
Islam sangat
Prinsip menyeluruh
(komprehensif) Prinsip yang melihat semua aspek, meliputi kepribadian,
ketajaman hapalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerjasama, tanggung
jawab dan sebagainya, sesuai dengan Alquran
2. Prinsip objektivitas
Dalam mengevaluasi
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang
bersifat emosional dan irasional. (Rusyan, 1989 :211). Evaluasi ini dilakukan
secara adil, bukansubjektif.
TUJUAN EVALUASI
Sebagaimana diuraikan pada
bagian terdahulu bahwa evaluasi dilaksanakan dengan berbagai tujuan. Khusus
terkait dengan pembelajaran, evaluasi dilaksanakan dengan tujuan:
1. Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa.
2. mengetahui tingkat keberhasilan PBM
3. menentukan tindak lanjut hasil penilaian
4. memberikan pertanggung jawaban (accountability)
5. Untuk memberi umpan balik (feedback) kepada guru, sebagai dasar
untuk memperbaiki
proses belajar mengajar dan mengadakan revisi program dan
remidial program bagi siswa.
6. Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar masing-masing
siswa, yang antara lain
diperlukan untuk memberikan laporan kepada para orang tua siswa,
penetapan kenaikkan
kelas, dan penentuan lulus tidaknya siswa.
7. Untuk menempatkan siswa
dalam situasi belajar mengajar yang tepat (misalnya dalam
penentuan jurusan) sesuai dengan tingkat kemampuan dan atau
karakteristik lain yang
dimiliki siswa.
8. Untuk mengenal latar
belakang (psikologi, pisik, dan lingkungan) siswa yang mengalami
kesulitan-kesulitan belajar. Yang hasilnya dapat dipakai sebagai
dasar untuk memecahkan
kesulitan-kesulitan tersebut.
MODEL-MODEL EVALUASI:
Model CIIP (Context, input,
process, product)
Evaluasi konteks (context)
dimaksud untuk menilai kebutuhan, masalah, asset dan peluang guna membantu
pembuat kebijakan menetapkan tujuan dan prioritas. Serta membantu kelompok
mengguna lainya untuk mengetahui tujuan, peluang dan hasinya. Evaluasi masukan
(input) dilaksanakan untuk menilai alternative pendekatan, rencana tindak,
rencana staf dan pembiayaan bagi kelangsungan program dalam memenuhi kebutuhan
kelompok sasarn serta mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi ini berguna bagi
pembuat kebijakan untuk memilih rancangan, bentuk pembiayaan, alokasi sumber
daya, pelaksana dan jadual kegiatan yang sesuai bagi kelangsungan program.
Evalusi proses (process)
ditujukan untuk menilai implementasi dari rencana yang telah ditetapkan guna
membantu para pelaksana dalam menjalankan kegiatan dan kemudian akan dapat
membantu kelompok pengguna lainnya untuk mengetahui program kerja dan
memperkirakan hasilnya. Evaluasi hasil (product) dilakukan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi dan menilai hasil yang dicapai-yang diharapkan dan tidak
diharapkan, jangka pendek dan jangka panjang, baik bagi pelaksana kegiatan agar
dapat memfokuskan diri dalam mencapai sasaran program maupun bagi pengguna
lainnya dalam menghimpun upaya untuk memenuhi kebutuhan kelompok sasaran.
Evaluasi hasil ini dapat dibagi kedalam penilaian terhadap dampak, efektivitas,
keberlanjutan, dan daya adaptasi (Stufflebeam et. Al.,2003)
Model Kesenjangan
Evaluasi model kesenjangan
(discrepancy model) menurut provus (dalam Fernandes, 1984) adalah untuk
mengetahui tingkat kesesuaian antara baku (standard) yang sudah ditentukan
dalam program dengan kinerja (performance) sesungguhnya dari program tersebut.
Baku adalah criteria yang ditetapkan, sedangkan kinerja adalah hasil
pelaksanaan program. Sedangkan kesenjangan yang yang dapat dievaluasi dalam
program pendidikan meliputi:
1) Kesenjangan antara rencana
dengan pelaksanaan program
2) Kesenjangan antara yang diduga atau diramalkan akan diperoleh dengan
yang benar-benar
direalisasikan
3) Kesenjangan antara status kemampuan dengan standar kemampuan yang
ditentukan.
Model pengukuran: Pengukuran
menurut model ini tidak dapat dilepaskan dari pengertian kuantitas atau jumlah.
Jumlah ini akan menentukan besarnya (magnitude) objek, orang ataupun
peristiwa-peristiwa yang dilukiskan daam unit-unit ukuran tertentu. Dalam
bidang pendidikan model ini telah diterapkan dalam proses evaluasi untuk
melihat dan mengungkapkan perbedaan-perbedaan individual maupun kelompok dalam
hal kemampuan, minat, sikap mauun kepribadian (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan
FIP-UPI, 2007).
Dalam hubungan dengan
evaluasi program pendidikan di sekolah. Model ini menitikberatkan pada
pengukuran terhadap hasil belajar yang dicapai siswa pada masing-masing bidang
pelajaran dengan menggunakan tes (Dyer, 1960). Hasil belajar yang dijadikan
objek evaluasi disini terutama adalah hasil belajar dalam bidang pengetahuan
(kognitif) yangmencakup berbagai tingkat pengetahuan seperti kemampuan ingatan,
pemahaman aplikasi dan sebagainya, yang evaluasinya dapat dilakukan secara
kuantitatif-objektif dengan menggunakan prosedur yang distandarisasikan.
Sehubungan dengan itu alat evaluasi yang lazim digunakan didalam model evaluasi
ini adalah tes tertulis atau paper-and-pancil test. Secara lebih khusus
lagi bentuk tes yag biasanya digunakan adalah bentuk tes objektif, yang soalnya
berupa pilihan ganda, menjodohkan, benar salah dan semacamnya
model goal free evaluation:
bahwa evaluator atau penilai mengambil dr berbgai laporan atau catatan
pengaruh-pengaruh nyta atau kongkrit dan pengaruh-[engaruh yg tidak diingkan
dalan program penidikan dan pelatihan.
model
evaluasi formatif dan sumatif:
e. formatif: memberikan umpan balik secara terus menrus u/ membantu
pengembangan
program, dan membrikan perhatian yg bnyak terhadap pertanyyan2
seputar isi validitas,
tingkat penguasaan kosa kata, keterbacaan dan hal lain
sebagainya.E.Sumatif: mengemukaan atau mengajukan pertanyyan2 seperti apakaah
produk tersebut lbh efektif dan kompetitifdilakukan bagaimana kahir program
tresebut bermanfaat dan juga keefektifan program trsebut. model
kesesuaian:pendidikan=sebah proses memuat 3 hal: tujuan pendidikan,pengalamn
belajar, dan penilain hasil bljr.objek=tingkah laku sisiwa dan penilain
dilakukan atas perubahan dalam tingkah laku pd akhir kegitan pnddk.perubahan
tingkah laku hasil belajar terjadi dlam aspek kogintif, afektif, dan
psikomotor.
Model perusasif: usaha untuk
memerika persesuaian antara tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dan hasil
belajar yang telah dicapai. Hasil evaluasi yang diperoleh berguna bagi
kepetingan penyempurnaan program, bimbingan siswa dan pemberian informasi
kepada pihak-pihak luar pendidikan mengenai hasil-hasil yang telah dicapai.
PROSEDUR
MELAKSANAKAN EVALUASI
Dalam melaksanakan evaluasi
pendidikan hendaknya dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Sebagaimana
telah dikemukakan sebelumnya bahwa evaluasi pendidikan secara garis besar
melibatkan 3 unsur yaitu input, proses dan out put. Apabila prosesdur yang
dilakukan tidak bercermin pada 3 unsur tersebut maka dikhawatirkan hasil yang
digambarkan oleh hasil evaluasi tidak mampu menggambarkan gambaran yang
sesungguhnya terjadi dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah dalam
melaksanakan kegiatan evaluasi pendidikan secara umum adalah sebagai berikut :
a. perencanaan (mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak dievaluasi, tujuan evaluasi,
a. perencanaan (mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak dievaluasi, tujuan evaluasi,
teknikapa yang hendak dipakai, siapa yang hendak dievaluasi,
kapan, dimana, penyusunan
instrument, indikator, data apa saja yang hendak digali, dsb)
b. pengumpulan data ( tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya sesuai dengan tujuan)
c. verifiksi data (uji instrument, uji validitas, uji reliabilitas, dsb)
d. pengolahan data ( memaknai data yang terkumpul, kualitatif atau kuantitatif, apakah hendak
b. pengumpulan data ( tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya sesuai dengan tujuan)
c. verifiksi data (uji instrument, uji validitas, uji reliabilitas, dsb)
d. pengolahan data ( memaknai data yang terkumpul, kualitatif atau kuantitatif, apakah hendak
di olah dengan statistikatau non statistik, apakah dengan
parametrik atau non parametrik,
apakah dengan manual atau dengan software (misal : SAS, SPSS )
e. penafsiran data, ( ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri dengan uji hipotesis ditolak
e. penafsiran data, ( ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri dengan uji hipotesis ditolak
atau diterima, jika ditolak mengapa? Jika diterima mengapa?
Berapa taraf signifikannya?)
interpretasikan data tersebut secara berkesinambungan dengan
tujuan evaluasi sehingga akan
tampak hubungan sebab akibat. Apabila hubungan sebab akibat
tersebut muncul maka akan
lahir alternatif yang ditimbulkan oleh evaluasi itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar